Selasa, 28 April 2015

Cinta

Memang pada akhirnya perempuanlah yang akan lebih mencintai sang lelaki. Bukan karena kodrat perempuan mengenai harga diri, tapi karena perasaan perempuan lebih dalam dasarnya daripada lelaki. Pernahkah kalian benar-benar tahu, ada seorang perempuan yang ingin diduakan cintanya? Seorang Siti Aisyah pun sampai bisa membuat telur setengah matang dalam genggamannya ketika beliau mengetahui Rosulloh SAW akan menikah lagi. 

Adanya berita-berita bahwa ada seorang perempuan yang naik tower listrik dan ingin bunuh diri karena mengetahui suaminya telah berselingkuh, padahal dulu ketika sang lelaki itu menikahinya, ia telah berjanji akan membahagiakan lahir batinnya. Itu bukan lagi bukti tapi itu adalah kenyataan dimana perempuan tak main-main dengan perasaannya terhadap lelaki. Tapi, perempuan pun tak bisa sepenuhnya menyalahkan lelaki, karena ada juga lelaki yang melakukan hal yang sama ketika mengetahui wanita yang dicintainya bermain manja dengan lelaki lain. 

Jadi sebenarnya, harus bagaimana kita manusia menghadapi persoalan cinta? mungkin sebagai manusia sesuatu hal yang wajar adalah sesuatu yang bisa di terima oleh nalar. Meskipun itu sebuah kesalahan yang wajar. Seperti anak kecil yang baru berumur 5 tahun tiba-tiba berbicara kasar, bagaimana tidak kita tak bilang wajar toh ternyata kakaknya atau bahkan orang tuanya sendiri selalu berbicara kasar bahan kotor dikehidupan sehari-harinya.

Begitulah dengan cinta, menangis karena cinta mereka bilang wajar, karena jatuh dari pohon yang tingginya hanya 1m pun sudah sakit rasanya, apalagi jatuh dari cinta yang sudah bertahun-tahun lamanya. Mungkin sembuh dari sakitnya pun akan bertahun-tahun lamanya. Coba saja kalian bayangkan, jika kita hanya jadian dengan seseorang hari ini dan besoknya kita putus dengan pasangan yang baru kemarin jadi kekasih kita, mungkin sakitnyapun takkan lama, bisa jadi sehari juga. 

Maka dari itu, buatlah kadar cintamu sewajarnya. Karena jika terlalu dalam cinta kita, kita sendiri yang akan tenggelam didalam cinta itu, dan pasangan kita yang kadar cintanya tidak sedalam cinta kita tentunya tak bisa bahkan tak mau menolong kita untuk naik kedataran cintanya. Karena ia tak mau ikut tenggelam dan mati dalam cinta itu. Seseorang yang pada awalnya memiliki kadar cinta yang tinggi lalu perlahan-lahan ia merendahkan kadar cintanya, semata-mata iya sendiri tahu, karena menurunkan kadar cinta akan lebih mudah daripada menaikan cinta. Mungkin naiknya kadar cinta akan terkadang tidak disengaja atau tidak di sadari siklusnya. tapi, jika kita ibaratkan dengan proses jalan diatas tangga, bukankah turun tangga akan lebih mudah dari pada harus naik tangga? mungkin cinta bukanlah anak tangga, tapi setidaknya cintalah yang akan membuat kita memiliki buah hati  kita nanti alias anak dari cinta. 

Yang kadar cintanya rendah itu bukan berarti perasaannya tidak kuat dan tidak bisa bertahan atau tidak bisa setia, tapi yang kadar cintanya rendah mungkin tidak memerlukan kadar cinta yang tinggi. Karena dalam kerendahan cintanya pun ia tetap bisa mencintai kekasihnya dengan setulus hati, Meskipun ada sebagian yang mudah berpaling juga karena ia tidak terlalu mencintai kekasihnya dari awal jadian (Ya kalau itu beda lagi ceritanya).

Orang yang sengaja membuat kadar cinta sewajarnya itu menunjukan bahwa ia tidak ingin tenggelam dalam cintanya sendiri. Orang itu biasanya orang yang mengerti kemana alur cintanya akan ia bawa, bukan tak tahu arah kemana ia akan menuju karena terbawa oleh cinta. Orang yang seperti itu bisa jadi tersesat karena cintanya sendiri. Maka janganlah kalian begitu, semakin tinggi gedung yang kita naiki maka semakin tinggi pula kemungkinan kita terjatuh. 

Untuk jalan cinta cukup saja kita berjalan bersama meskipun berada dalam sebuah ketinggian yang tak seberapa. Berbeda dengan jalan kesuksesan yang harus kita raih setinggi apapun sesuatu yang ingin kita raih. Cinta cukup dengan kata tulus dari hati yang paling dalam dan serahkan pada Tuhan, maka cinta itu akan membuatmu tenang. Pada dasarnya cinta mencari akhir dimana cinta itu harus bermuara, dan tempat permuaraan itu telah Tuhan tentukan letaknya. Khawatirkan kepantasan dirimu untuk pemilik hati dan cintamu nanti, bukan khawatirkan balasan dari cinta yang kita rasakan. 

Don't worry to your love, but keep your heart to your life.

By. Widya Nurul Rahma 
Your inspiration Amiinnnnn ....



Tidak ada komentar:

Posting Komentar